Jalan Sex
– Hallo kaum Sange dan kaum Lendir Situs Cerita sex menyajikan informasi
pornografi berupa cerita dewasa, cerita sex panas, tante girang, cerita
sedarah, cerita panas. cerita bokep terupdate teraktual
Sekarang kita bahas cerita tentang Cerita Sex Serunya Berselingku !!!
Dian memiliki dua orang adik perempuan
yang cantik. Adiknya yang pertama, namanya Elsa, juga mempunyai kulit
yang putih mulus. Namun payudaranya jauh lebih besar daripada kakaknya.
Menurut kakaknya, ukurannya 36B. Inilah yang selalu menjadi perhatianku
kalau aku sedang ngapel ke rumah Dian. Payudaranya yang berayun-ayun
kalau sedang berjalan, membuat penisku berdiri tegak karena membayangkan
betapa enaknya memegang payudaranya.
Sedangkan adiknya yang kedua masih kelas
2 SMP. Namanya Agnes. Tidak seperti kedua kakaknya, kulitnya berwarna
sawo matang. Tubuhnya semampai seperti seorang model cat walk.
Payudaranya baru tumbuh. Sehingga kalau memakai baju yang ketat, hanya
terlihat tonjolan kecil dengan puting yang mencuat. Walaupun begitu,
gerak-geriknya sangat sensual.
Baca Juga > Cerita Sex Nikmatnya ML Diberikan Oleh Mantan Muridku
Pada suatu hari, saat di rumah Dian
sedang tidak ada orang, aku datang ke rumahnya. Wah, pikiranku langsung
terbang ke mana-mana. Apalagi Dian mengenakan daster dengan potongan
dada yang rendah berwarna hijau muda sehingga terlihat kontras dengan
kulitnya. Kebetulan saat itu aku membawa VCD yang baru saja kubeli.
Maksudku ingin kutonton berdua dengan Dian. Baru saja hendak kupencet
tombol play, tiba-tiba Dian menyodorkan sebuah VCD porno.
Hei, dapat darimana sayang? tanyaku sedikit terkejut.
Dari teman. Tadi dia titip ke Dian karena takut ketahuan ibunya, katanya sambil duduk di pangkuanku.
Nonton ini aja ya sayang. Dian kan belum pernah nonton yang kayak gini, ya? pintanya sedikit memaksa.
Oke, terserah kamu, jawabku sambil menyalakan TV.
Dari teman. Tadi dia titip ke Dian karena takut ketahuan ibunya, katanya sambil duduk di pangkuanku.
Nonton ini aja ya sayang. Dian kan belum pernah nonton yang kayak gini, ya? pintanya sedikit memaksa.
Oke, terserah kamu, jawabku sambil menyalakan TV.
Beberapa menit kemudian, kami terpaku
pada adegan panas demi adegan panas yang ditampilkan. Tanpa terasa
penisku mengeras. Menusuk-nusuk pantat Dian yang duduk di pangkuanku.
Dian pun memandang ke arahku sambil tersenyum. Rupanya dia juga
merasakan.
Ehm, kamu udah terangsang ya sayang? tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum telingaku. Aku hanya bisa tersenyum kegelian. Lalu tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan langsung kucium, kujilat dengan penuh nafsu. Jari-jemari Dian yang mungil mengelus-elus penisku yang semakin mengeras.
Ehm, kamu udah terangsang ya sayang? tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum telingaku. Aku hanya bisa tersenyum kegelian. Lalu tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan langsung kucium, kujilat dengan penuh nafsu. Jari-jemari Dian yang mungil mengelus-elus penisku yang semakin mengeras.
Lalu beberapa saat kemudian, tanpa kami
sadari ternyata kami sudah telanjang bulat. Segera saja Dian kugendong
menuju kamarnya. Di kamarnya yang nyaman kami mulai melakukan foreplay.
Kuremas payudaranya yang kiri. Sedangkan yang kanan kukulum putingnya
yang mengeras. Kurasakan payudaranya semakin mengeras dan kenyal.
Kuganti posisi. Sekarang lidahku liar menjilati vaginanya yang basah.
Kuraih klitorisnya, dan kugigit dengan lembut.
Aahh.. ahh.. sa.. sayang, Dian udah
nggak kuat.. emh.. ahh.. Dian udah mau keluar.. aackh.. ahh.. ahh!
Kurasakan ada cairan hangat yang membasahi mukaku. Setelah itu,
kudekatkan penisku ke arah mulutnya. Tangan Dian meremas batangku sambil
mengocoknya dengan perlahan, sedangkan lidahnya memainkan buah pelirku
sambil sesekali mengulumnya. Setelah puas bermain dengan buah pelirku,
Dian mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Mulutnya yang mungil
tidak muat saat penisku masuk seluruhnya. Tapi kuakui sedotannya memang
nikmat sekali. Sambil terus mengulum dan mengocok batang penisku, Dian
memainkan puting susuku. Sehingga membuatku hampir ejakulasi di
mulutnya. Untung masih dapat kutahan. Aku tidak mau keluar dulu sebelum
merasakan penisku masuk ke dalam vaginanya yang masih perawan itu.
Saat sedang hot-hotnya, tiba-tiba pintu
kamar terbuka. Aku dan Dian terkejut bukan main. Ternyata yang datang
adalah kedua adiknya. Keduanya spontan berteriak kaget.
Kak Dian, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan Mama? teriak Agnes. Sedangkan Elsa hanya menunduk malu. Aku dan Dian saling berpandangan. Kemudian aku bergerak mendekati Agnes. Melihatku yang telanjang bulat dengan penis yang berdiri tegak, membuat Agnes berteriak tertahan sambil menutup matanya.
Kak Dian, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan Mama? teriak Agnes. Sedangkan Elsa hanya menunduk malu. Aku dan Dian saling berpandangan. Kemudian aku bergerak mendekati Agnes. Melihatku yang telanjang bulat dengan penis yang berdiri tegak, membuat Agnes berteriak tertahan sambil menutup matanya.
Iih.. Kakak! jeritnya. Itunya berdiri! katanya lagi sambil menunjuk penisku. Aku hanya tersenyum melihat tingkah lakunya.
Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata, Agnes, Kakak sama Kak Dian kan nggak ngapa-ngapain. Kita kan lagi pacaran. Yang namanya orang pacaran ya.. kayak begini ini. Nanti kalo Agnes dapet pacar, pasti ngelakuin yang kayak begini juga. Agnes udah bisa apa belum? tanyaku sambil mengelus pipinya yang halus. Agnes menggeleng perlahan.
Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata, Agnes, Kakak sama Kak Dian kan nggak ngapa-ngapain. Kita kan lagi pacaran. Yang namanya orang pacaran ya.. kayak begini ini. Nanti kalo Agnes dapet pacar, pasti ngelakuin yang kayak begini juga. Agnes udah bisa apa belum? tanyaku sambil mengelus pipinya yang halus. Agnes menggeleng perlahan.
Mau nggak Kakak ajarin? tanyaku lagi. Kali ini sambil meremas pantatnya yang padat.
Mmh, Agnes malu ah Kak, desahnya.
Kenapa musti malu? Agnes suka nggak sama Kakak? kataku sambil menciumi belakang lehernya yang ditumbuhi rambut halus.
Ahh, i.. iya. Agnes udah lama suka ama Kakak. Tapinya nggak enak sama Kak Dian, jawabnya sambil memejamkan mata.
Mmh, Agnes malu ah Kak, desahnya.
Kenapa musti malu? Agnes suka nggak sama Kakak? kataku sambil menciumi belakang lehernya yang ditumbuhi rambut halus.
Ahh, i.. iya. Agnes udah lama suka ama Kakak. Tapinya nggak enak sama Kak Dian, jawabnya sambil memejamkan mata.
Tampaknya Agnes menikmati ciumanku di lehernya. Setelah puas menciumi leher Agnes, aku beralih ke Elsa.
Kalo Elsa gimana? Suka nggak ama Kakak? Elsa mengangguk sambil kepalanya masih tertunduk.
Ya udah. Kalo gitu tunggu apa lagi, kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat tidur.
Elsa duduk di pinggiran tempat tidur sambil kusuruh untuk mengulum penisku. Pertamanya sih dia nggak mau, tapi setelah kurayu sambil kuraba payudaranya yang besar itu, Elsa mau juga. Bahkan setelah beberapa kali memasukkan penisku ke dalam mulutnya, Elsa tampaknya sangat menikmati tugasnya itu. Sementara Elsa sedang memainkan penisku, aku mulai merayu Agnes. Agnes, bajunya Kakak buka ya? pintaku sedikit memaksa sambil mulai membuka kancing baju sekolahnya. Lalu kulanjutkan dengan membuka roknya. Ketika roknya jatuh ke lantai, terlihat CD-nya sudah mulai basah.
Kalo Elsa gimana? Suka nggak ama Kakak? Elsa mengangguk sambil kepalanya masih tertunduk.
Ya udah. Kalo gitu tunggu apa lagi, kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat tidur.
Elsa duduk di pinggiran tempat tidur sambil kusuruh untuk mengulum penisku. Pertamanya sih dia nggak mau, tapi setelah kurayu sambil kuraba payudaranya yang besar itu, Elsa mau juga. Bahkan setelah beberapa kali memasukkan penisku ke dalam mulutnya, Elsa tampaknya sangat menikmati tugasnya itu. Sementara Elsa sedang memainkan penisku, aku mulai merayu Agnes. Agnes, bajunya Kakak buka ya? pintaku sedikit memaksa sambil mulai membuka kancing baju sekolahnya. Lalu kulanjutkan dengan membuka roknya. Ketika roknya jatuh ke lantai, terlihat CD-nya sudah mulai basah.
Segera saja kulumat bibirnya dengan
bibirku. Lidahku bergerak-gerak menjilati lidahnya. Agnes pun kemudian
melakukan hal yang sama. Sambil tetap menciumi bibirnya, tanganku
bermaksud membuka BH-nya. Tapi segera ditepiskannya tanganku.
Jangan Kak, malu. Dada Agnes kan kecil, katanya sambil menutupi dadanya dengan tangannya. Dengan tersenyum kuajak dia menuju ke kaca yang ada di meja rias. Kusuruh dia berkaca. Sementara aku ada di belakangnya. Dibuka dulu ya! kataku membuka kancing BH-nya sambil menciumi lehernya.
Jangan Kak, malu. Dada Agnes kan kecil, katanya sambil menutupi dadanya dengan tangannya. Dengan tersenyum kuajak dia menuju ke kaca yang ada di meja rias. Kusuruh dia berkaca. Sementara aku ada di belakangnya. Dibuka dulu ya! kataku membuka kancing BH-nya sambil menciumi lehernya.
Setelah BH-nya kujatuhkan ke lantai,
payudaranya kuremas perlahan sambil memainkan putingnya yang berwarna
coklat muda dan sudah mengeras itu. Nah, kamu lihat sendiri kan. Biar
dada kamu kecil, tapi kan bentuknya bagus. Lagian kamu kan emang masih
kecil, wajar aja kalo dada kamu kecil. Nanti kalo udah gede, dada kamu
pasti ikutan gede juga, kataku sambil mengusapkan penisku ke belahan
pantatnya. Agnes mendesah keenakan. Kepalanya bersandar ke dadaku.
Tangannya terkulai lemas. Hanxa nafasnya saja yang kudengar makin
memburu. Segera kugendong dia menuju ke tempat tidur. Kutidurkan dan
kupelorotkan CD-nya. Bulu kemaluannya masih sangat jarang. Menyerupai
bulu halus yang tumbuh di tangannya. Kulebarkan kakinya agar mudah
menuju ke vaginanya. Kucium dengan lembut sambil sesekali kujilat
klitorisnya. Sementara Elsa kusuruh untuk meremas-remas payudaranya
adiknya itu. Aahh.. ach.. ge.. geli Kak. Tapi nikmat sekali, aahh terus
Kak. Jangan berhenti. Mmh.. aahh.. ahh.
Setelah puas dengan vagina Agnes. Aku
menarik Elsa menjauh sedikit dari tempat tidur. Dian kusuruh meneruskan.
Lalu dengan gaya 69, Dian menyuruh Agnes menjilati vaginanya. Sementara
itu, aku mulai mencumbu Elsa. Kubuka kaos ketatnya dengan terburu-buru.
Lalu segera kubuka BH-nya. Sehingga payudaranya yang besar
bergoyang-goyang di depan mukaku.
Wow, tete kamu bagus banget. Apalagi
putingnya, merah banget kayak permen, godaku sambil meremas-remas
payudaranya dan mengulum putingnya yang besar. Sedangkan Elsa hanya
tersenyum malu. Ahh, ah Kakak, bisa aja, katanya sambil tangan kirinya
mengelus kepalaku dan tangan kanannya berusaha manjangkau penisku.
Melihat dia kesulitan, segera kudekatkan
penisku dan kutekan-tekankan ke vaginanya. Sambil mendesah keenakan,
tangannya mengocok penisku. Karena kurasakan air maniku hampir saja
muncrat, segera kuhentikan kocokannya yang benar-benar nikmat itu. Harus
kuakui, kocokannya lebih nikmat daripada Dian. Setelah menenangkan diri
agar air maniku tidak keluar dulu, aku mulai melorotkan CD-nya yang
sudah basah kuyup.
Begitu terbuka, terlihat bulu
kemaluannya lebat sekali, walaupun tidak selebat Dian, sehingga
membuatku sedikit kesulitan melihat vaginanya. Setelah kusibakkan, baru
terlihat vaginanya yang berair. Kusuruh Elsa mengangkang lebih lebar
lagi agar memudahkanku menjilat vaginanya. Kujilat dan kuciumi
vaginanya. Kepalaku dijepit oleh kedua pahanya yang putih mulus dan
padat. Nyaman sekali pikirku.
aahh, Kak.. Elsa mau pipiss.. erangnya sambil meremas pundakku.
Keluarin aja. Jangan ditahan, kataku.
Baru selesai ngomong, dari vaginanya terpancar air yang lumayan banyak. Bahkan penisku sempat terguyur oleh pipisnya. Wah nikmat sekali jeritku dalam hati. Hangat.
Keluarin aja. Jangan ditahan, kataku.
Baru selesai ngomong, dari vaginanya terpancar air yang lumayan banyak. Bahkan penisku sempat terguyur oleh pipisnya. Wah nikmat sekali jeritku dalam hati. Hangat.
Setelah selesai, kuajak Elsa kembali ke
tempat tidur. Kulihat Dian dan Agnes sedang asyik berciuman sambil
tangan keduanya memainkan vaginanya masing-masing. Sementara di sprei
terlihat ada banyak cairan. Rupanya keduanya sudah sempat ejakulasi.
Karena Dian adalah pacarku, maka ia yang dapat kesempatan pertama untuk
merasakan penisku. Kusuruh Dian nungging. Sayang, Dian udah lama nunggu
saat-saat ini, katanya sambil mengambil posisi nungging. Setelah
sebelumnya sempat mencium bibirku dan kemudian mengecup penisku dengan
mesra.
Tanpa berlama-lama lagi, kuarahkan
penisku ke vaginanya yang sedikit membuka. Lalu mulai kumasukkan sedikit
demi sedikit. Vaginanya masih sangat sempit. Tapi tetap kupaksakan.
Dengan hentakan, kutekan penisku agar lebih masuk ke dalam. Aachk!
Sayang, sa.. sakit! aahhck.. ahhck.. Dian mengerang tetapi aku tak
peduli. Penisku terus kuhunjamkan. Sehingga akhirnya penisku seluruhnya
masuk ke dalam vaginanya. Kuistirahatkan penisku sebentar.
Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut.
Membuatku ingin beraksi lagi. Kumulai lagi kocokan penisku di dalam
vaginanya yang basah sehingga memudahkan penisku untuk bergerak. Kutarik
penisku dengan perlahan-lahan membuatnya menggeliat dalam kenikmatan
yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Makin kupercepat kocokanku.
Tiba-tiba tubuh Dian menggeliat dengan liar dan mengerang dengan keras.
Kemudian tubuhnya kembali melemas dengan nafas yang memburu. Kurasakan
penisku bagai disemprot oleh air hangat. Rupanya Dian sudah ejakulasi.
Kucabut penisku dari vaginanya. Terlihat ada cairan yang menetes dari
vaginanya.
Kok ada darahnya sayang? tanya Dian terkejut ketika melihat ke vaginanya.
Kan baru pertama kali, balas Dian mesra.
Udah, nggak apa-apa. Yang penting nikmat kan sayang? kataku menenangkannya sambil mengeluskan penisku ke mulut Elsa. Dian cuma tersenyum dan setelah kucium bibirnya, aku pindah ke Elsa.
Kan baru pertama kali, balas Dian mesra.
Udah, nggak apa-apa. Yang penting nikmat kan sayang? kataku menenangkannya sambil mengeluskan penisku ke mulut Elsa. Dian cuma tersenyum dan setelah kucium bibirnya, aku pindah ke Elsa.
Sambil mengambil posisi mengangkang di
atasnya, kudekatkan penisku ke mulutnya. Kusuruh mengulum sebentar. Lalu
kuletakkan penisku di antara belahan payudaranya. Kemudian kudekatkan
kedua payudaranya sehingga menjepit penisku. Begitu penisku terjepit
oleh payudaranya, kurasakan kehangatan. Ooh.. Elsa, hangat sekali.
Seperti vagina, kataku sambil memaju-mundurkan pinggulku. Elsa tertawa
kegelian. Tapi sebentar kemudian yang terdengar dari mulutnya hanyalah
desahan kenikmatan.
Setelah beberapa saat mengocok penisku
dengan payudaranya, kutarik penisku dan kuarahkan ke mulut bawahnya.
Dimasukin sekarang ya? kataku sambil mengusapkan penisku ke bibir
kewanitaannya. Kusuruh Elsa lebih mengangkang. Kupegang penisku dan
kemudian kumasukkan ke dalam kewanitaannya. Dibanding Dian, vagina Elsa
lebih mudah dimasuki karena lebih lebar. Kedua jarinya membuka
kewanitaannya agar lebih gampang dimasuki. Sama seperti kakaknya, Elsa
sempat mengerang kesakitan.
Tapi tampaknya tidak begitu
dipedulikannya. Kenikmatan hubungan seks yang belum pernah dia rasakan
mengalahkan perasaan apapun yang dia rasakan saat itu. Kupercepat
kocokanku. Aahh.. aahh.. aacchk.. Kak terus Kak.. ahh.. ahh.. mmh..
aahh.. Elsa udah mau ke.. keluar. Mendengar itu, semakin dalam
kutanamkan penisku dan semakin kupercepat kocokanku. Aahh.. Kak.. Elsa
keluar! mmh.. aahh.. ahh.. Segera kucabut penisku. Dan kemudian dari
bibir kemaluannya mengalir cairan yang sangat banyak. Elsa, nikmat khan?
tanyaku sambil menyuruh Agnes mendekat. Enak sekali Kak. Elsa belum
pernah ngerasain yang kayak gitu. Boleh kan Elsa ngerasain lagi?
tanyanya dengan mata yang sayu dan senyum yang tersungging di bibirnya.
Aku mengangguk. Dengan gerakan lamban, Elsa pindah mendekati Dian. Yang
kemudian disambut dengan ciuman mesra oleh Dian.
Nah, sekarang giliran kamu, kataku
sambil merangkul pundak Agnes. Kemudian, untuk merangsangnya kembali,
kurendahkan tubuhku dan kumainkan payudaranya. Bisa kudengar jantungnya
berdegup dengan keras. Agnes jangan tegang ya. Rileks aja, bujukku
sambil membelai-belai vaginanya yang mulai basah. Agnes cuma mengangguk
lemah. Kubaringkan tubuhku. Kubimbing Agnes agar duduk di atasku.
Setelah itu kuminta mendekatkan vaginanya ke mulutku.
Setelah dekat, segera kucium dan
kujilati dengan penuh nafsu. Kusuruh tangannya mengocok penisku.
Beberapa saat kemudian, Kak.. aahh.. ada yang.. mau.. keluar dari memek
Agnes.. aahh.. ahh, erangnya sambil menggeliat-geliat. Jangan ditahan
Agnes. Keluarin aja, kataku sambil meringis kesakitan. Soalnya tangannya
meremas penisku keras sekali. Baru saja aku selesai ngomong, vaginanya
mengalir cairan hangat. Aahh.. aachk.. nikmat sekali Kak.. nikmat..
jerit Agnes dengan tangan meremas-remas payudaranya sendiri.
Setelah kujilati vaginanya, kusuruh dia
jongkok di atas penisku. Begitu jongkok, kuangkat pinggulku sehingga
kepala penisku menempel dengan bibir vaginanya. Kubuka vaginanya dengan
jari-jariku, dan kusuruh dia turun sedikit-sedikit. Vaginanya sempit
sekali.
Maklum, masih anak-anak. Penisku mulai
masuk sedikit-sedikit. Agnes mengerang menahan sakit. Kulihat darah
mengalir sedikit dari vaginanya. Rupanya selaput daranya sudah berhasil
kutembus. Setelah setengah dari penisku masuk, kutekan pinggulnya dengan
keras sehingga akhirnya penisku masuk semua ke vaginanya. Hentakan yang
cukup keras tadi membuat Agnes menjerit kesakitan.
Untuk mengurangi rasa sakitnya, kuraba
payudaranya dan kuremas-remas dengan lembut. Setelah Agnes merasa
nikmat, baru kuteruskan mengocok vaginanya. Lama-kelamaan Agnes mulai
menikmati kocokanku. Kunaik-turunkan tubuhnya sehingga penisku makin
dalam menghunjam ke dalam vaginanya yang semakin basah. Kubimbing
tubuhnya agar naik turun. Aahh.. aahh.. aachk.. Kak.. Agnes.. mau
keluar.. lagi, katanya sambil terengah-engah.
Baca Juga > Cerita Sex Tante Sekdes Yang Mempunyai Hasrat Seks Yang Kuat
Selesai berbicara, penisku kembali
disiram dengan cairan hangat. Bahkan lebih hangat dari kedua kakaknya.
Begitu selesai ejakulasi, Agnes terkulai lemas dan memelukku. Kuangkat
wajahnya, kubelai rambutnya dan kulumat bibirnya dengan mesra.
Setelah kududukkan Agnes di sebelahku,
kupanggil kedua kakaknya agar mendekat. Kemudian aku berdiri dan
mendekatkan penisku ke muka mereka bertiga. Kukocok penisku dengan
tanganku. Aku sudah tidak tahan lagi. Mereka secara bergantian mengulum
penisku. Membantuku mengeluarkan air mani yang sejak tadi kutahan. Makin
lama semakin cepat. Dan akhirnya, croott.. croott.. creet.. creet! Air
maniku memancar banyak sekali. Membasahi wajah kakak beradik itu.
Kukocok penisku lebih cepat lagi agar
keluar lebih banyak. Setelah air maniku tidak keluar lagi, ketiganya
tanpa disuruh menjilati air mani yang masih menetes. Lalu kemudian
menjilati wajah mereka sendiri bergantian. Setelah selesai, kubaringkan
diriku, dan ketiganya kemudian merangkulku. Agnes di kananku, Elsa di
samping kiriku, sedangkan Dian tiduran di tubuhku sambil mencium
bibirku. Kami berempat akhirnya tertidur kecapaian. Apalagi aku,
sepanjang pengalamanku berhubungan seks, belum pernah aku merasakan yang
senikmat ini. Dengan tiga orang gadis, adik kakak, masih perawan pula
semuanya. That was the best day of my live.