Sekarang kita bahas cerita tentang Cerita Sex di Tengah Taman
Uring-uringan istriku semakin memuncak
karena aku tak dapat menjemput istriku mengajar, karena jadual
perkuliahan istriku mengajar mundur sehingga istriku pulang sekitar
pukul setengah sepuluh malam bahkan sampai pukul sepuluh dimana
perumahan yang kutempati sudah sangat sepi.
Ketika hati kedua aku akan menjemput,
aku lewat pintu dapur di samping rumah yang cukup rimbun. Baru pintu
kubuka sedikit, kulihat istriku yang mengenakan blouse merah dan rok
klok hitam turun dari boncengan sepeda penjaga malam yang kukenal
bernama Pak Deran , lelaki tua berumur 65 tahunan, tapi masih tegap itu.
“Terima kasih, Pak Deran….!!! ” kata istriku pelan “Aah, nggak papa,
saya senang, kok tolongin, ibu….!!!!! ,” kata Pak Deran sambil cengar
cengir dan tak kunyana tangan kiri Pak Deran memegang tangan istriku dan
mengarahkan ke selangkangan nya yang menyembul, sedang tangan kanan Pak
Deran langsung meremas remas payudara kanan istriku.
Akupun teringat omongan Pak Deran saat
awal-awal aku berkenalan. dimana Pak Deran pernah bercerita sering
wanita yang sudah bersuami di desanya dibuatnya kelenger oleh batang
kemaluan, dan nama Deran adalah nama olok-oloknya kepanjangan dari Gedi
sak Jaran, sebesar punya kuda, dan Pak Deran tak punya tempat tinggal
tetap sehingga tidurnya berpindah-pindah di rumah teman-teman se desa
nya yang ada di kotaku dan ia juga pernah bercerita padaku, istri
temannya sering dia setubuhi saat suaminya tidur pulas.
Baca Juga > Cerita Sex Perjalanan Nikmatku
Esok malamnya aku bersembunyi beberapa
meter sebelum jalan masuk perumahanku dan beberapa saat kemudian dari
kejauhan kulihat Pak Deran tengah membonceng istriku dengan sepeda
bututnya dan aku mengambil posisi yang terlindung tapi dapat melihat
dari dekat. Hatikupun berdegup kencang saat kulihat istriku bergayut
menempelkan payudara kanannya ke pinggang Pak Deran dan kakiku hampir
tak dapat berdiri saat kulihat kedua tangan istriku sedang mengocok dan
mengelus-elus batang kemaluan Pak Deran yang sebesar batang kemaluan
kuda itu sehingga aku sempat melihat jari-jari tangan istriku tak dapat
menggenggam batang kemaluan Pak Deran.
Beberapa saat Pak Deran dan istriku
berlalu, aku sedikit berlari agar aku sampai di rumah sebelum istriku
dan Pak Deran sampai dengan mengambil jalan pintas, tetapi karena kurang
hati-hati aku terperosok dan kurasakan kakiku terkilir, sehingga aku
tak dapat berjalan cepat. Akupun berusaha berjalan dengan menyeret
kakiku, dan akhirnya dengan susah payah aku sampai di rumah. Aku lewat
pintu dapur dan kulihat sepeda Pak Deran ada di balik rerimbunan pintu
samping.
Dengan perlahan aku masuk dan menuju
ruang tamu dengan hati-hati dan kudengar suara “croop croop” dari ruang
tamu, akupun membuka sedikit selambu yang menutup ruang tamu dan ruang
tengah, matakupun seakan terlepas dari tempatnya saat kulihat istriku
sedang berjongkok di depan Pak Deran dan tengah mengulum batang kemaluan
Pak Deran yang besar panjang dan berurat-urat sebesar cacing tanah
sehingga mulut istriku kesulitan mengukum batang kemaluannya yang amat
besar itu, sedangkan tangan kanan Pak Deran menyusup di blouse kuning
istriku sedang meremas-remas payudara kiri istriku dan tangan kanan Pak
Deran membelaibelai rambut pendek istriku.
Punggung kaki kanan Pak Deran tengah
menggosok-ngosok selangkangan istriku yang duduk jongkok terkangkang dan
di atas meja tamu kulihat BH tipis cream dan celana dalam merah istriku
tergeletak di dekat tas kerja istriku.
“Oooooohhhhh. …eeuuunaak Bu Yatii
?!!!!!” kudengar Pak Deran mendesis, akupun benar-benar tak kuat
menopang tubuhku dengan satu kaki melihat istriku tengah “membayar”
kebaikan Pak Deran untuk menjemputnya dari jalan raya, sehingga akupun
jatuh tersungkur dan membuat istriku dan Pak Deran kaget.
“Bu Yati, mungkin suami ibu ..????”
kudengar bisikan Pak Deran. Merekapun berlari mendapatiku tersungkur.
“Kenapa, mas? tanya istriku. Aku tak menjawab dan merekapun tahu kakiku
terkilir karena celanaku berlepotan tanah.
Akhirnya akupun dipijat oleh Pak Deran
dan memang agak berkurang sakitnya. Akupun disuruh Pak Deran
beristirahat dan Pak Deran akan kembali esok pagi. Pak Deran pun
berpamitan dan Kudengar istriku mendesis pelan sebelum pintu depan
ditutup.
Setelah pak Deran pergi, istriku menanyakanku darimana dan kujawab aku akan menjemput nya tadi, tapi ditengah jalan terjatuh.
Keesokkan paginya Pak Deran datang dan
memijitku lagi dan terakhir aku tak mengerti kenapa Pak Deran
menusuk-nusuk batang kemaluanku dengan sarung kerisnya dan Pak Deran
memberiku ramuan untuk diminumkan kepadaku oleh istriku.
Pagi itu istriku memakai daster dari
kaos yang agak ketat, daster ini kesukaanku karena mempunyai resleting
di depan sampai ke perut dan aku tahu pagi itu istriku tak mengenakan BH
karena kedua puting susu istriku yang besar menonjol dari daster kaos
ketatnya dan istriku merias diri seperti akan berangkat kerja.
Istriku dan Pak Deran keluar dari kamar,
sambil menarik pintu kamar, akan tetapi tidak tertutup rapat dan masih
sedikit terbuka, setelah aku berpura-pura tidur sehingga aku masih dapat
mendengar pembicaraan mereka. “Sudah, Jeng Yati…..!!! ” terdengar kata
Pak Deran menyebut istriku “Jeng”. “Aku masih takut, Pak ……!!!!” bisik
istriku “Ayo dicoba saja, Jeng Yati…..!!! ,” bisik lagi Pak Deran.
Kemudian Istriku masuk kamar kembali dan
aku sedikit kaget saat istriku mengelus elus batang kemaluanku dan aku
pura-pura terbangun, sementara batang kemaluanku langsung bangun,
kemudian istriku melepas celana dalam nya. “Eeeeehhh… Diikkk, apa… Pak
Deran sudah pulang….? tanyaku “Sudah…!!! ” istriku menjawab singkat dan
kini mengocok batang kemaluan ku, sambil naik keatas tempat tidur dan
mengkangkangkan kedua kaki di atas tubuhku,
sementara selangkangannya
mendekati batang kemaluanku dan….. “Crot crot crot” tak tahan aku, air
maniku lansung keluar saat menempel bulu-bulu kemaluan istriku.
“Aaaaahhhhhh. ….maaasssss. …..!!!! !,” bisik istriku yang terus mengocok
batang kemaluan ku dan tak lama kemudian bisa berdiri lagi dan untuk
kedua kalinya airmaniku tersenbur kembali saat masih menempel di
bulu-bulu kemaluan istriku . “Mas kok, begini terus. Sudah berapa bulan,
mas. Aku sudah pingin sekali, mas. Aku pingin penyaluran.. !!” kata
istriku sambil melap air maniku di bulu-bulu kemaluan nya. Kemudian
Istriku keluar kamar dan kudengar bisikan Pak Deran “nanti malam…,yaaa. .
, Jeng Yati…!!!”
Siangnya aku menahan sakit di batang
kemaluan dan utamanya di lubang kencingku sebelum istriku berangkat
mengajar, aku tak mengatakan pada istriku dan akupun terkulai dan
tertidur hingga kudengar pintu depan terbuka saat istriku pulang. “Pak
Deran saya masih takut, aahhhh…..! !” terdengar bisikan istriku “Ayo,
cepat, Jeng Yati,….” suara mendesak Pak Deran berbisik.
Aku menutup wajahku berpura pura tidur
saat istriku masuk kamar dan kulihat istriku merias diri dan melepas
semua yang menempel tubuh sintal istriku tak terkecuali celana dalam dan
BHnya pun tak lagi di tempatnya dan mengambil kaim panjang dan
melilitkan ketubuh sintalnya sehingga lekuk tubuh istriku dimana kedua
payudara dan kedua puting nya menonjol di bagian dada dan pantat bahenol
nya. “Mas mas ..!!!” istriku membangunkanku. “Eeeh ? ada apa, dik….?”
tanyaku “Eee ? aku eeee ?. Pak Deran mau mijit aku mas?!!!” kata istriku
terbata-bata. “Lho, kamu sakit atau terjatuh…. ?? tanyaku. “Eehh enggak
mas, ee katanya dia bisa mengurangi nafsuku ..!!!!” kata istriku
mengagetkanku. Tapi lidahku kelu, tak dapat berbicara. “Maass kan tak
bisa memuaskanku, sedangkan aku pingin sekali, Pak Deran bisa mengurangi
nafsuku, mas, bolehkan…. ????” aku hanya diam dan diam, istriku pun
menganggapku setuju.
“Paaakk…Pak Deran, ayoo…masuk siniii…,
pak..!!!” istriku memanggil Pak Deran. Pak Deran yang mengenakan sarung
membawa tas plastik itupun masuk kamarku. Kemudian istriku tidur
tengkurap diatas tempat tidur disampingku dengan posisinya berlawanan
denganku sehingga kaki istriku di dekat kepalaku dan Pak Deran duduk
dipinggir ranjang, serta mulai memijat betis istriku,
telapak kaki dan
kemudian kedua tangan istriku. Kelihatan pijatan Pak Deran wajar-wajar
saja, sampai akhirnya Pak Deran memijat tengkuk istriku dan kulihat
mulutnya komat kamit seperti membaca sesuatu, kemudian Pak Deran meniup
tengkuk istriku dan…..terdengar istriku mendesis “Eccch ?eeeeccchhhhh.
…!!” 2 kali dan ke 3 kalinya istriku semakin mendesis. “Dibalik
badannya, Jeng….!!!! !!” perintah Pak Deran pada istriku dan Pak Deran
memijat kedua tangan istriku dan kemudian kaki istriku.
Pak Deran akhirnya memijit punggung dan
telapak kaki istriku dan istriku semakin mendesis-desis dan tubuhnya
mulai meregang. “Ini mulai, Jeng Yati,…!!!” kata Pak Deran semakin
intensif memijit telapak kaki istriku dan istriku makin lama makin
meregangkan kedua kakinya dan kedua lututnya semakin tertekuk. Begitu
Pak Deran memijat kedua pergelangan kaki istriku, istriku langsung
mengkangkangkan kedua kakinya sehingga terlihat olehku selangkangan
istriku yang ditumbuhi bulu-bulu lebat…. “Wuuh Jeng Yati sangat tinggi
ini..!!!” kata Pak Deran dan tangan kanannya meraih tas plastiknya dan
kuingat Mbah Muklis, dan Pak Deran membuka bungkusan yang berisi sarung
keris sebesar batang kemaluan orang dewasa tapi tanpa keris dan
diletakkan diantara kedua kaki istriku yang terkangkang tanpa
sepengetahuan istriku.
Pak Deran berdiri dan mendudukkan
istriku dan Pak Deran kemudian duduk bersila di belakang istriku, Pak
Deran memijat tengku istriku kembali dan meniup niup tengkuk istriku dan
kulihat kedua tangan istriku lunglai dan istriku mendesis desis
sedangkan sarung keris itu merayap mendekato selangkangan istriku dimana
istriku semakin mengkangkangkan kedua kakinya. Istriku semakin lunglai
dan tubuh istriku rebah ke dada Pak Deran yang sudah mengkangkangkan
kedua kaki di samping tubuh istriku “Paak apa ituuuu…paaakkkk? !!!!”
istriku mendesis saat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa
menempel di selangkangannya dan pantat bahenolnya pun bergetar. “Paaak
apaaa oooooooccccchhhhh ….paaakkkk ?!!!!!!!” istriku merintih panjang.
“Biar nafsumu keluar, Jeng…..!!! !” kata Pak Deran dan kulihat sarung
keris sebesar batang kemaluan dewasa bergetar dan kudengar bunyi
“kecepak di selangkangan istriku, sambil pantat bahenol bergetar.
Aku hanya bisa melotot melihat sarung
keris sebesar batang kemaluan dewasa mulai menguak bibir vagina istriku
dan membuat istriku mengkangkangkan kedua kaki nya lebih lebar-lebar
lagi. “Paaaaak Deraaan ooooohhhhh.. ..kookkkk masuuuk?..paaakkkk.
…!!!!!” istriku merintih dan kulihat sarung keris sebesar batang
kemaluan dewasa itu mulai menembus masuk liang vagina istriku. “Apanya
yang masuk, Jeng …..???? tanya Pak Deran berpura pura. “Nggak tahu
paaak..iiiii. ..oooooggggghhhh hhh…… paaakkkk. ….!!!!” istriku mendesis
“Lho, masuk kemana…..? ” tanya lagi Pak Deran “EEEcccgggghhhhh. ..
ke…keeee.. . amuuukuuuu?paaaakkkk ?!!!!” istriku merintih dan mulai
menceracau menandakan nafsu nya sudah mulai naik. “Anu, apa Jeng Yati….?
“OOcch anuu….kuuu. … paaaak,….! !!!” istriku merintih-rintih dan kedua
tangan Pak Deran mulai turun ke kedua lengan istriku dan…..
“Paaaak….jaaaa. …jaaangaannnn. ..paaaakkkkk. …aaaa.. ..aaaaaddaaa. ..
….ssuuuu.. suu….. uuuamikuuuu. .paaaakkkkkkk. ….!!!!! ” istriku mendesis
panjang terputus-putus saat kedua tangan keriput Pak Deran mulai
meremas-remas kedua payudaranya, “Anu apa, Jeng Yati…..? bisik Pak Deran
di telinga kanan istriku dimana kepalanya terkulai dibahu kiri Pak
Deran. Sementara itu, ujung tumpul sarung keris sebesar batang kemaluan
dewasa itu berputar menggetarkan pantat bahenol istriku dan
“Toroookkuuuuuu paaaaak adaa yang….maaaaa. .. maaaasuuk toroookkuuuu?
!!” istriku meracau dan “Hhhhuuuuuaaaaggggg hhhhhh… .aaaaaaaddduuuuu
uhhhhh… …beee.. beeesaaa arrrrr…… aaaammmmmaaaatttttt ….paaaakkkkkk
?..!!!!” rintih istriku dan sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa
menembus makin dalam liang vagina nya. “Ayo….jeeengg. sambil… dilihat..
..!!!!,” kata Pak Deran enteng sambil menyungkapkan kain panjang istriku
hingga selangkangan istriku terlihat dan Pak Deran menundukkan kepala
istriku yang lunglai ke selangkangan nya, yang mulai dijejali sarung
keris sebesar batang kemaluan dewasa itu. “Iiiiihhhhhhh. …aaaaappaaa
iiiiniii…. paaaaaakkkkkk ?!!!!!” rintih istriku, kemudian…
“Beeeuuuuzzzaaarrrr ..aaaaammaaaaatt tt….paaaakkkkk? .ooooo
hhhh…paaakkkk. …!!!!!” istriku merintih saat dia melihat sarung keris
sebesar batang kemaluan dewasa itu menembus masuk ke liang vaginanya dan
kulihat bibir vagina istriku menggelembung seolah-olah ditiup, karena
desakan sarung keris besar itu di dalam liang vagina nya sehingga dia
semakin mengkangkangkan kedua kaki nya lebar-lebar.
Istriku mengerang-erang keras seirama
dengan meluncur keluar masuknya sarung keris tersebut menembus liang
vaginanya… “Nngngngaaaaaaaccch hhh ??beeezzaaaaaarrr hghghghghghhh
??!!!!!” sambil kepala nya lunglai bersandar di bahu kiri Pak Deran dan
kedua tangan keriput Pak Deran menyusup ke kain panjang bagian atas
istriku dan dengan gemasnya Pak Deran meremas-remas payudara istriku
yang menggelinjang- gelinjang, sementara mulut istriku merintih-rintih,
mengerang dan menggeram, dan bahkan badannya kemudian mengejan-ngejan
dengan keras karena sarung keris besar tersebut mulai menghujam makin
dalam keluar masuk di liang vagina nya.
Sementara itu, Pak Deran berhasil
melepas ikatan kain panjang istriku dan terkuaklah kedua payudara montok
istriku, lalu kedua tangan keriput Pak Deran mulai meremas remas lagi
dengan ganas kedua payudara istriku dan jari-jari tangan Pak Deran
memelintir sambil menarik-narik kedua puting susu istriku secara
bergantian seolah Pak Deran sedang merempon sapi betina yang sudah
waktunya mengeluarkan air susunya. “Paaaaaak ??oooooooohhhhh.
…..paaaakkkk. ..!!!” rintih istriku saat mulut Pak Deran mencaplok
payudara kanannya dan tak lama setelah itu bunyi “sreep sreep” terdengar
menandakan air susu istriku telah keluar akibat jilatan lidah Pak Deran
di puting susu kanan istriku. Pak Deran membentangkan tangan kanan
istriku yang lunglai agar Pak Deran mudah mengempot payudara istriku dan
kulihat istriku benar- benar menikmati perlakuan Pak Deran, penjaga
malam itu, sementara pantat bahenolnya bergoyang, berputar maju mundur
akibat sarung keris yang keluar masuk di liang vagina nya dan tubuhnya
terus bergetar hebat, nafas istriku mendengus-dengus oleh perbuatan Pak
Deran di payudara nya dan sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa
yang menghujam keluar masuk semakin cepat di liang vagina istriku
membuat ia mandi keringat dan….. “Paaaak…paaaaakkk k Deraaaaaan..
.aaaaa… .aaaaaakuuu. …..oooccccchhh hh…paaaaaak ….aaa aa….aaaakuuu
nggaaaaaak taahaaaan ? aaaa…aaakuuuu. ..keee… .keeeluaaaar ?paaaaakkkkk.
…..!!!! ” istriku mengerang keras dan pantat bahenol istriku tersentak
sentak dengan kuat ketika dia mengalami orgasme yang dasyaattt malam
itu.
Rupanya sarung keris sebesar batang
kemaluan dewasa di liang vagina nya tak berhenti juga keluar masuk di
liang vagina nya dan bahkan semakin cepat membuat nafas istriku semakin
mendengus-dengus seperti kuda betina yang digenjot tuannya untuk berlari
kencang, dimana pantat bahenol nya tersentak-sentak dan terangkat
angkat tak karuan dan Pak Deran yang sudah menghabiskan air susu
payudara kanan istriku, langsung mencaplok dan mengempot dan menyedot
nyedot payudara kiri istriku sementara jari-jari tangan kanan Pak Deran
tak henti-hentinya mremelintir sambil menarik-narik puting susu kanan
istriku dan istrikupun mengangkat pinggulnya ke atas dannnn
“Paaaaak…ooohhhhh ……… .aaaa…aaakuuuu u keluar lagiiiiiiiiii
??.paaakkkkk.. .. !!!!!” istriku mengerang mencapai orgasme keduanya.
Pak Deran rupanya sudah tak sabar lagi dan dia menidurkan istriku yang
sudah mengkangkangkan kedua kaki dan mulutnya komat kamit. Selanjutnya,
sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu pun muncul dan keluar
dari liang vagina istriku dan seolah mengerti perintah, sarung keris itu
masuk ke tempatnya semula dan Pak Deran menutupkan sarungnya di kedua
kaki istriku yang sudah kegatalan ingin disetubuhi Pak Deran, penjaga
malam perumahanku dan “Hgggggggggghhhhhh ??..aaaaaaagggghhhhhh hh……!
!!!!!” kudengar suara istriku menggeram saat kulihat pantat Pak Deran
mulai turun naik diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar
seolah punggung istriku digebuk keras. “ppppfffaaaak ?. amppffuuuuunnnn
?.beeezzzzzaaaaaarrr seeekaliiiiiii kontooolmuuu paaaaak ?
hhhgggggggggghhhhhh h ?..rooobeeeeek naaatniiii liaaaangkuuuu paaaaaak
hhhgggggggggghhhhhh ?.!!!!!” Kulihat kedua jari-jari tangan istriku yang
lunglai itu mencengkeram lengan Pak Deran yang menopang tubuhnya saat
menggenjot batang kemaluan nya ke liang vagina istriku dan entah karena
kebesaran kedua kaki istriku terkangkang lebar, sehingga sarung Pak
Deran pun tersingkap dan betapa kagetnya aku saat kulihat batang
kemaluan Pak Deran sebesar kuda itu sudah separuh menjejali liang vagina
istriku, dimana bibir vagina istriku seolah-olah ditiup menggelembung
besar karena desakan batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran itu.
Pak Deran berhenti menghujamkan batang
kemaluan sebesar kuda nya saat istriku melenguh keras dan pingsan. Aku
mengira Pak Deran akan melepas batang kemaluannya yang sebesar kuda dari
liang vagina istriku yang pingsan, tapi mulut Pak Deran komat kamit dan
begitu wajah istriku ditiup oleh Pak Deran, istriku pun tersadar
kembali dan Pak Deran menjejalkan kembali batang kemaluan sebesar kuda
nya ke liang vagina istriku sehingga kudengar gemeletuk gigi istriku
merasakan liang vagina seolah robek. Pak Deran kini mempermainkan
kelentit istriku dan istriku mulai mengerang kembali mendapatkan
kenikmatan hasrat seksualnya, sehingga bunyi “cek cek” lendir vagina
istriku terdengar kembali menandakan nafsu istriku mulai naik dan suara
lendir vagina istriku semakin keras dan seperti tak percaya kulihat
batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran mulai masuk ke dalam liang vagina
istriku perlahan namun pasti. “kontolmu besaaar ? kontolmu besaaar
paaak eeeccch aku nggak pernaaaah merasakan uuummpppfff paaaakk akuuuu
oooocccch paaaaaaakk engngngngngngngng ??.”istriku mengejan keras saat
mencapai orgasme ketiganya malam itu dan hal itu memudahkan batang
kemaluan sebesar kuda Pak Deran semakin masuk ke liang vagina istriku
yang berlendir karena orgasmenya sehingga tak kusangka batang kemaluan
sebesar kuda Pak Deran amblas keseluruhan ke liang vagina istriku dan
Pak Deran menindih tubuh istriku
Kulihat kedua tangan Pak Deran meremas
remas kedua payudara istriku kembali, mulutnya mengulum bibir merah
istriku dan istriku meladeni kuluman Pak Deran dan kulihat lidah Pak
Deran menyusup ke rongga mulut istriku dan menjilati dalam rongga
istriku yang kian terangsang kembali dimana jari-jari tangan istriku
meremas remas punggung Pak Deran dan Pak Deran mulai menggoyangkan
pantatnya dan istriku mencengkeram punggung Pak Deran disertai nafas
istriku mendengus- dengus dan tak lama kemudian pantat bahenol tersentak
sentak mencapai orgasmenya ke empat. Malam itu, Pak Deran menyetubuhi
istriku tanpa henti dan aku hanya dapat menghitung pantat bahenol
istriku tersentak sentak lebih dari enam kali dan akhirnya Pak Deran
menggenjot pantatnya naik turun semakin lama semakin cepat dan menghujam
kan batang kemaluan sebesar kuda diserati erangan panjang dan bunyi
“preet preeet”berulang ulang dari liang vagina istriku saat Pak Deran
menumpahkan airmaninya di rahim istriku.
Baca Juga > Cerita Sex Ngentot Mila Nungging
Keesokkan paginya Pak Deran baru pulang
meninggalkan istriku yang hampir pingsan dan seharian istriku tak dapat
turun dari tempat tidur karena liang vagina dan bibir vagina istriku
membengkak.
Hari-hari berikutnya, istriku menolak
dengan halus saat Pak Deran mengajak istriku bersetubuh dan sebagai
gantinya sering kulihat istriku mengulum batang kemaluan sebesar kuda
Pak Deran dan istriku selalu berusaha menelan air mani Pak Deran saat
Pak Deran ejakulasi di mulut istriku .
Rupanya istriku hampir tiap hari
mengulum batang kemaluan sebesar kuda Pak Deran dan bahkan sering
kulihat dua kali sehari dan hal ini merontokkan kesehatan Pak Deran yang
akhirnya jatuh sakit dan pulang ke desanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar